oleh Fatimah Ummu Luqman pada 20 Januari 2011 jam 9:07
Ada seorang ikhwan bertanya kepada
Syaikh Nashir bin Hamd Al Fahd, pertanyaannya :
Aku adalah seorang pemuda. Aku punya
hobi ngenet (main internet) dan chatting (ngobrol). Aku hampir tidak pernah
chatting dengan wanita. Jika terpaksa aku chatting dengan wanita maka aku
tidaklah berbicara kecuali dalam hal yang baik-baik.
Kurang dari setahun lalu ada seorang
gadis yang mengajak aku chatting lalu meminta no HP-ku. Aku katakan bahwa aku
tidak mau menggunakan hp dan aku tidak ingin membuat Allah murka kepadaku.
Dia lalu mengatakan, “Engkau adalah
seorang pemuda yang sopan dan berakhlak mulia. Aku akan bahagia jika kita bisa
berkomunikasi secara langsung”. Kukatakan kepadanya, “Maaf aku tidak mau
menggunakan HP”. Kemudian dia berkata dengan nada kesal, “Terserah kamu kalo
gitu”.
Selama beberapa bulan kami hanya
berhubungan melalui chatting. Suatu ketika dia mengatakan, “Aku ingin no
HP-mu”. “Bukankah dulu sudah pernah kukatakan kepadamu bahwa aku tidak mau
menggunakan HP”, jawabku. Dia lalu berjanji tidak akan menghubungiku kecuali
ada hal yang mendesak. Kalau demikian aku sepakat.
Setelah itu selama tiga bulan dia
tidak pernah menghubungiku. Akupun berdoa agar Allah menjadikannya bersama
hamba-hamba-Nya yang shalih.
Tak lama kemudian ada seorang gadis
kurang lebih berusia 16 tahun yang berakhlak dan sangat sopan menghubungi no
HP-ku. Dia berkata dalam telepon, “Apa benar engkau bernama A?”. “Benar, apa
yang bisa kubantu”, tanyaku. Dia mengatakan, “Fulanah, yaitu gadis yang telah
kukenal via chatting, nitip salam untukmu”. “Salam kembali untuknya. Mengapa
tidak dia sendiri yang menghubungiku?”, tanyaku. “Telepon rumahnya diawasi
ketat oleh orang tuanya”, jawabnya.
Setelah orang tuanya kembali memberi
kelonggaran, dia kembali menghubungiku. Kukatakan kepadanya, “Jangan sering
telepon” namun dia selalu saja menghubungiku. Akan tetapi pembicaraan kami
sebatas hal-hal yang baik-baik. Kami saling mengingatkan untuk melaksanakan
shalat, puasa dan shalat malam.
Setelah beberapa waktu lamanya, dia
berterus terang kalau dia jatuh cinta kepadaku dan aku sendiri juga sangat
mencintainya. Aku juga berharap bisa menikahinya sesuai dengan ajaran Allah dan
rasul-Nya karena dia adalah seorang gadis yang berakhlak, beradab dan taat
beragama setelah aku tahu secara pasti bahwa aku adalah orang yang pertama kali
melamarnya via telepon.
Akan tetapi empat bulan yang lewat,
ayahnya memaksanya untuk menikah dengan saudara sepupunya sendiri karena
ayahnya marah dengannya. Inilah awal masalah. Aku mulai sulit tidur. Kukatakan
kepadanya, “Serahkan urusan kita kepada Allah. Kita tidak boleh menentang
takdir”. Namun dia meski sudah menikah tetap saja menghubungiku. Kukatakan
kepadanya, “Haram bagimu untuk menghubungiku karena engkau sudah menjadi istri
seseorang”.
Yang jadi permasalahan, bolehkah dia
menghubungiku via HP sedangkan dia telah menjadi istri seseorang? Allah-lah
yang menjadi saksi bahwa pembicaraanku dengannya sebatas hal yang baik-baik.
Kami saling mengingatkan untuk menambah ketaatan terlebih lagi ayahnya
memaksanya untuk menikah dengan dengan lelaki yang tidak dia cintai.
<!-- / message -->
Jawaban Syaikh Nashir bin Hamd Al
Fahd :
Saling menelepon antar lawan jenis
itu tidaklah diperbolehkan secara mutlak baik pihak wanita sudah bersuami
maupun belum. Bahkan ini adalah tipu daya Iblis.
Engkau katakan bahwa tidak ada
hubungan antaramu dengan dia selain saling menasehati dan mengajak untuk
melakukan amal shalih. Perhatikan bagaimana masalah cinta dan yang lainnya
menyusup melalui hal ini. Bukankah engkau tadi mengatakan bahwa engkau
mencintainya dan diapun mencintaimu sedangkan katamu topik pembicaraanmu hanya
seputar amal shalih? Kami tahu sendiri beberapa pemuda yang semula sangat taat
beragama berubah menjadi menyimpang gara-gara hal ini.
Wahai saudaraku bertakwalah kepada
Allah. Jauhilah perkara ini. Cara-cara seperti ini lebih berbahaya dari pada cara-cara
orang fasik yang secara terang-terangan ngobrol dengan perempuan dengan
tujuan-tujuan yang tidak terpuji. Mereka sadar bahwa yang mereka lakukan adalah
sebuah maksiat. Sadar bahwa perkara itu adalah keliru merupakan awal langkah
untuk memperbaiki diri.
Sedangkan dirimu tidak demikian
bahkan bisa jadi engkau menganggapnya sebagai sebuah ibadah yang mendekatkan
diri kepada Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan,
مَا
تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah kutinggalkan suatu ujian
yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita” (HR Bukhari no 4808 dan Muslim
no 2740 dari Usamah bin Zaid).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga bersabda,
فَإِنَّ
أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
“Sesungguhnya awal kebinasaan Bani
Israil adalah disebabkan masalah wanita” (HR Muslim no 7124 dari Abu Sa’id Al
Khudry).
Perempuan yang mengajakmu ngobrol
dengan berbagai obrolan ini padahal tidak ada hubungan kekerabatan antara
dirimu dengannya adalah suatu yang haram. Hati-hatilah dengan cara-cara seperti
ini. Semoga Allah menjadikanmu sebagai salah seorang hamba-Nya yang shalih.
Tanya: Sekiranya jawaban terhadap
pertanyaan di atas adalah tidak boleh apakah boleh dia mengajakku ngobrol via
chatting?
Jawab:
Wahai saudaraku, hal ini tidaklah
dibolehkan. Hubunganmu dengannya semula adalah chatting lalu berkembang menjadi
komunikasi langsung via telepon dan puncaknya adalah ungkapan cinta. Apakah
hanya akan berhenti di sini?
Semua hal ini adalah tipu daya Iblis
untuk menjerumuskan kaum muslimin dalam hal-hal yang haram. Bersyukurlah kepada
Allah karena Dia masih menyelamatkanmu. Bertakwalah kepada Allah, jangan ulangi
lagi baik dengan perempuan tersebut ataupun dengan yang lain.
Tanya: Apa hukum seorang laki-laki
yang chatting dengan seorang perempuan via internet dan yang dibicarakan adalah
hal yang baik-baik?
Jawab:
Tidak ada seorangpun yang bisa
mengeluarkan fatwa yang bersifat umum untuk permasalahan semisal ini karena ada
banyak hal yang harus dipertimbangkan masak-masak. Fatwa yang bisa saya
sampaikan kepadamu adalah obrolan dengan lawan jenis yang semisal kau lakukan
adalah tidak diperbolehkan. Bukti nyata untuk hal ini adalah apa yang engkau
ceritakan sendiri bahwa hubunganmu dengan perempuan tersebut terus berkembang
ke arah yang terlarang.
(Dinukil dan diterjemahkan dari
Majmu Fatawa Al Adab karya Nashir bin Hamd Al Fahd).
Lampiran:
Berikut kami lampirkan Fatwa Teks
Asli berbahasa Arab, sbb:
(مخاطبة
الأجنبية عبر الإنترنت)
انا
شاب من هوات الانترنت والمحادثة ولله الحمد لا اتكلم مع البنات الا نادر واذا
تكلمة لا اتكلم الا فيما يرضي الله عز وجل لا اقول ما يغضب الله وكله في حدود الله
وقبل اقل من عام كلمتني بنت وطلبت رقم الهاتف الخاص بي فاجبتها بانني لا استخدم
الهاتف ولا احب ان اغضب ربي علي فقالت لي انك شخص مؤدب خلوق وسوف اسعد لو احببتني
واحببتك واكملنى حياتنى مع بعض فقلت لها لا اسف لا استخدم الهاتف فقالت كما تريد
ومع مرور الايام والاشهر وكل حديثنى مجرد كتابه في المحادثة فقط بعد حوالي شهر
قالت لي اريد رقم الهاتف الخاص بك قلت لها لقد اجبتك من قبل قالت ارجوك اتركه معي
للزمن واوعدك ان لا اتصل بك الا اذا لزم الامر! فقلت اتفقنى….بعد 3 شهور اختفت
ودعيت الله ان يجعلها مهع عباده الصالحين….وبعد فترة من الزمن جائني اتصال قريبب
من بنت عمرها 16 سنه خلوقة مؤدبه تتكلم وترتجف!! فقلت نعم قالت انت فلان قلت نعم
بم اخدمك قالت فلانه تسلم عليك! تقصد البنت التي كنت قد عرفتها في الانترنت قلت
عليك وعليها تحية الاسلام ولماذا لم تتصل قالت تلفون بيتها مراقب….ثم انصرفت
فعاودة الاتصال فاحرجة انت اقو لها لا تتصلي فقامت تتصل و تتصل وكل كلامنى في حدود
الله وكنى نحث بعض على الصلاة والصوم وقيام الليل وبعد فترة من الزمن صارحتني
بحبها لي…ولا اكذب عليك لقد احببتها حب كبير وكنت اتمنى ان اتزوجها على سنة الله
ورسوله لما رايته فيها من ادب واخلاق ودين وبعد ان تاكدت انني اول من خاطبته في
التلفون ولكن قبل 4 شهور جبرها ابوها على ان تتزوج ابن عمها غصب عنها! وهنا بدات
الماساه حيث كرهت النوم فقلت لها سلمي امرك وامري الى الله اللهم لا اعتراض فقامت
تتصل بي فقلت لها انه حرام لانك على ذمت رجل اخر
السؤال:
هل
من الممكن ان تكلمني في الهاتف؟ وهي على ذمت رجل والله ادرى ان كلامنى في حدود
الله ونحث بعض على زيادة الدين ومع العلم ان اباها جبرها على الزواج غصب عنها
ج/ لا يجوز هذا
مطلقا ، سواء كانت على ذمة رجل أو لا ، بل هذه من خدع إبليس أن تقول ليس بيني
وبينها إلا التناصح والحث على الأعمال الصالحة ، وانظر كيف دخلت مسائل -الحب-
وغيرها هنا ، ألا تخبرنا : -كيف أحببتها وأحبتك- وأنتم حديثكم عن الأعمال الصالحة؟ ونحن نعرف شبابا من خيرة الشباب انتكسوا
من الالتزام إلى الانحراف بسبب هذه الأمور.
أيها
الأخ الكريم اتق الله وإياك وهذه المسالك فإنها أخطر من مسالك الفساق الذين
يتحدثون صراحة مع النساء لأغراض سيئة لأن أولئك يعلمون ما هم فيه من معصية ومعرفة
الداء طريق الدواء، وأما أنت فلا ، بل قد تظنه قربة ، وقد قال الرسول صلى الله
عليه وسلم -ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء وإن أول فتنة بني
إسرائيل كانت في النساء- والمرأة التي تحدثك هذه الأحاديث وليس بينك وبينها قرابة
محرمة تحدث غيرك، فإياك ثم إياك من مثل هذه الطرق ، جعلك الله من عباده الصالحين
س/
واذا كان الجواب لا هل من الممكن ان تكلمني في الانترنت مجرد كتابه؟
ج/ هذا لا يجوز أخي
الكريم ، وعلاقتك معها تطورت من الكتابة في الإنترنت إلى التخاطب في الهاتف إلى
التصريح بالحب ، وهل ستتوقف عند هذا؟، وهذا كله طريق لإبليس لإيقاع المسلمين في
المحرمات ، فاحمد الله على سلامتك واتق الله ولا تعد الكرة معها ولا مع غيرها
س/
وما حكم الرجل اذا خاطب بنت في الانترنت مجرد كتابه في حدود شرع الله عز وجل ؟
ج/ لا يستطيع أحد أن
يصدر فتوى عامة في مثل هذا الموضوع لأن هذا كله يخضع لأمور كثيرة، ولكن الذي
أستطيع إفتاءك به هو أن ما كان من جنس عملك هذا في التخاطب معهن فهو لا يجوز ،
وأعظم الأدلة على ذلك ما ذكرته أنت في تطور علاقتك بإحداهن
<!-- / message -->
SEMOGA BERMANFAAT.
<Silakan Share atau Copas, agar
kaum muslimin yg lain bisa membacanya & mengambil manfaatnya>
0 komentar:
Posting Komentar